Bantul – // suarativijogja.com // Ditutupnya Tempat Pembuangan Akhir ( TPA ) sampah di Piyungan.Bantul, menyisakan suatu masalah baru. Salah satunya sampah residu berupa popok bayi bekas dan pembalut wanita. yang membuat kebingungan karena ditutupnya TPS tersebut. Dengan demikian mau tidak mau mendorong kepada semua pengelola Bank Sampah untuk mau mengelola sendiri.
Penegasan itu disampaikan Dirut KSM ( Kelompok Swadaya Mandiri ) Pilah Berkah , Imogiri. Bantul, Yekti Murwani A.Md.A.K. yang didampingi Arif Sholikhin ( Konsultan ) kepada Suara TV Jogya di tengah acara panen perdana Bank Sampah Resik Apik RT.06.Kweni.Panggungharjo.Sewon.Bantul. Minggu ( 17/3) di halaman rumah Rambat Cahyono, sekretaris Bank Sampah Resik Apik. Hadir Kepala Dinas Lingkungan Hidup.Bantul, Bambang Purwadi Nugroho SH.MH. Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencana ( FPRB ) Bantul. Waljito SH, serta instansi terkait dan pengurus Bank Sampah Resik Apik.
Menurut Yekti Murwani A.Md.AK. pihaknya siap melakukan pendampingan khususnya untuk ibu ibu dalam mengelola residu sampah tersebut. Residu sampah yang dipandang tidak punya nilai jual tersebut bisa menghasilkan produk produk turunan yang bernilai jual. Misalnya, menjadi media tanam, sedangkan plastiknya bisa dijadikan hasil yang lebih bermanfaat.
Secara terpisah Sekretaris Bank Resik Apik . Rambat Cahyono menceritakan tentang keluh kesah perjalanan Bank Sampah Resik Apik. Wadah sampah warga Kweni RT 06.Panggungharjo.Sewon.Bantul.ini sebenarnya sudah beberapa tahun berdiri dengan menggandeng beberapa pihak. Namun mengalami kebuntuan karena ada beberapa sampah yang tidak bisa terangkut, dan ditinggal di lokasi.
Kondisi ini membuat Rambat dan pengurus lainya berpikir ulang untuk mencari solusi . Dan bertemulah dengan KSM Pilah berkah yang kebetulan dirutnya teman sekolah Rambat . Dalam.pertemyan tersebut pilah Berkah menjanjikan bahwa semua sampah akan dibawa tanpa sisa termasuk residu sampah bekas popok bayi dan pembalut wanita.
( Wt )