Bantul – // suarativijogja.com // Ruwahan atau nyadranan yang diadakan rutin sekali setahun di bulan Ruwah ( Jawa) merupakan tradisi lokal yang sudah membudaya di Kapanewon Pandak . Pajangan . dan wilayah Bantul barat pada umumnya. Kegiatan ini selalu diadakan pada hari Senin , sepuluh terakhir di bulan Ruwah dan itu sudah membudaya. Sebelum pada puncak acara . Ruwahan didahului dengan acara keagamaan Semaan Al Qur’an dan Tahlil di komplek Masjid Makam Sewu.
Demikian disampaikan ketua panitia Ruwahan tahun 2024. Haryadi. ketika dihubungi Suara tv Jogya di komplek Makam Sewu sebelum acara kirab , Senin ( 4/3 ). Selanjutnya acara sakral yang penuh nuansa religi ini diawali dengan kirab Jodhang dari Kalurahan Wijirejo.Pandak.Bantu yang dilepas lurah Wijirejo Wisnu Riyanto menuju pendopo Makam Sewu yang mendapat sambutan antusias dari warga masyarakat. Termasuk Paksikaton yang ikut pengamanan kirab beserta Linmas di lingkungan Wijirejo.Pandsk. Bantul.
Hariyadi memaparkan bahwa kegiatan ini sebagai bentuk persiapan lahir batin menghadapi bulan puasa . Selain itu untuk bersama sama mendoakan para leluhur yang dimakamkan di Makam Sewu. utamanya untuk Panembahan Bodho yang merupakan tokoh syiar agama Islam semasa kerajaan Mataram Islam masuk ke tanah Jawa . Dan yang tidak kalah penting agar generasi muda mengetahui sejarah budaya yang sangat adiluhung ini. Dengan demikian generasi muda diharapkan bisa sebagai pelestari budaya yang telah mendarah daging di lingkungan masyarakat Jogyakarta ini.
Secara terpisah Budi . staf Kalurahan Wijirejo . Pandak. Bantul. Budi mengatakan Wijirejo terdiri 10 pedukuhan. Untuk menyambut Ruwahan. sepuluh pedukuhan itu dibagi dua, masing masing lima Pedukuhan . sehingga setiap tahun lima Pedukuhan itu yang membuat Jodhang. Namun tidak menutup kemungkin tambahan Jodhang dari warga masyarakat dengan memberitahukan terlebih dahulu. Setelah doa tahlil bersama . dilanjutkan dengan tabur bunga di Makam Sewu.
( Wt )