Bantul – // suarativijogja.com // Martini Ibu rumah tangga ibu dua anak ini merupakan salah satu pemerhati budaya klasik di Bantul, khususnya tari. Sebenarnya sejak lulus SD pegawai negeri atau ASN bumi Projo Tamansari ini bercita cita ingin menjadi seorang dokter. Tidak terlintas akan bergelut dengan dunia tari
Perempuan berusia 53 tahun yang sudah mencipta beberapa tari ini lulus SD meneruskan masuk di SMP Taman Dewasa. Dan disinilah mulai kenal dengan dunia tari utamanya tari klasik masalahnya di Taman Dewasa tiap harinya selalu bertemu dengan tari, utamanya tari klasik.Selain itu wanita yang hobi lotisan ini dititipkan ke sebuah sanggar tari di dalam kraton Yogyakarta. Bakat tarinya mulai nampak seiring dengan gemblengan dari Keraton dan Taman Dewasa. Tamat dari Taman Dewasa lulus pula dari sanggar tari Keraton yang khusus mengajarkan tari klasik.
Pemilik sanggar tari dan teater Lombok Rawit yang beralamatkan di Tegal Jatimulyo, RT 01, Kalurahan Jambidan, kapanewon Banguntapan ini jadi tersenyum dan yakin bahwa cita cita yang diinginkan kalah dengan bakat yang ada dalam dirinya. Bakat didukung dengan lingkungan dan niat ternyata lebih cepat berkembang, kata Martini yang sehari harinya sebagai pendamping budaya Kalurahan Trimulyo.Jetis.Bantul ini.
Kesenian tari di Kota Geplak dalam perkembangannya sangat pesat. Banyak bermunculan kreasi tari tetapi modern . Bebas memilih adegan dan bentuk tarian sehingga peminatnya sangat banyak dan digemari usia remaja.. Tetapi, kata Martini yang lulusan ISI D1 dan Sarjana Universitas PGRI Yogyakarta jurusan Bimbingan Konseling ini, berbeda dengan tari klasik. untuk mencari peminat atau yang mau belajar tari klasik sangat sulit , peminatnya sedikit sekali.
Jenis tari klasik harus benar benar pakem, harus baku dan tidak boleh sembarangan . Karenanya hanya pemerhati tari saja yang mau belajar tari klasik. Tetapi dirinya tetap mempertahankan keberadaan tari klasik agar tetap terjaga dan hidup. dan tidak hilang ditelan bumi , kata Martini kepada Suara tv Jogja yang didampingi ayahnya Sukirno di sanggar tari dan teater Lombok Rawit.
( Tp/Wt )